Selasa, 19 November 2013

Keutamaan Adzan dan Muadzin


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم




Setiap hari, selama lima kali kaum muslimin mendengar seruan adzan yang berkumandang di masjid-masjid. Adzan ini memberitahukan telah masuknya waktu shalat agar manusia-manusia yang tengah sibuk dengan pekerjaannya istirahat sejenak memenuhi seruan Allah ‘azza wajalla. Demikian pula, yang tengah terlelap
tidur menjadi terbangun lantas berwudhu dan mengenakan pakaian terbaiknya untuk menunaikan shalat berjama’ah.

Pengertian Adzan

Adzan secara bahasa bermakna al i’lam yang berarti pengumuman atau pemberitahuan, sebagaimana firman Allah ‘azza wajalla

“Dan pengumuman dari Allah dan Rasul-Nya kepada ummat manusia di hari haji akbar bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari kaum musyrikin…..” 
(QS. At Taubah : 3)

Adapun secara syar’i adzan adalah pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan ,lafazh-lafazh yang khusus. (Al Mughni, 2: 53, Kitabush Shalat, Bab Adzan. Dinukil dari Taisirul Allam , 78).
Ibnul Mulaqqin rahimahullah berkata, “Para ulama’ menyebutkan 4 hikmah adzan : 

(1) Menampakkan syi’ar Islam, 
(2) Menegakkan kalimat tauhid, 
(3) Pemberitahuan masuknya waktu shalat, 
(4)Seruan untuk melakukan shalat berjama’ah.” (Taudhihul Ahkam, 1: 513)

Ada banyak Keutamaan Adzan dan Muadzin yang sangat luar biasa, di antaranya:

1. Lehernya paling panjang di hari kiamat

Dari Muawiyah Radhiallahu ‘Anhu, katanya: 

"Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:Sesungguhnya muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat nanti."
(HR. Muslim No. 387, Ibnu Majah No. 725, Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 777, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 2789, Ahmad No. 1681, Abu Ya’la No. 7384, 7388, Al Qudha’i dalam Musnadnya No. 235, Abu ‘Uwanah No. 971, 973, Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, 2/277, No. 415, dll)

Beragam makna diberikan para imam tentang kalimat “orang yang paling panjang lehernya”, dan tidak satu pun yang memaknai secara hakiki, melainkan majazi saja.Imam Al Baghawi mengatakan dari Ibnul A’rabi: “Aktsaruhum a’maala” (yang paling banyak amalnya di antara manusia). (Syarhus Sunnah, 2/277) Ada yang mengatakan bahwa para muadzin akan menjadi pemimpinnya para pemimpin, orang Arab menamakan “pemimpin” sebagai orang yang paling panjang lehernya. Ada yang menyebut para muadzin menjadi orang paling cepat dan dahulu memasuki surga.

Dalam As Sunan Al Baihaqi diriwayatkan bahwa Abu Bakar bin Abu Daud berkata: aku mendengar Ayahku berkata: maksud hadits ini bukan lehernya benar-benar menjadi panjang, tetapi pada hari itu manusia kehausan jika mereka haus maka leher mereka mengerut, sementara para muadzin mereka tidak kehausan dan leher mereka tetap tegak. (Syarh Sunan Ibni Majah, 1/53)

Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi Rahimahullah menjelaskan: “Para salaf dan khalaf berbeda pendapat tentang maknanya. Ada yang mengartikan bahwa muadzin adalah orang yang paling banyak menengok kepada rahmat Allah Ta’ala, karena yang sedang menengok akan memanjangkan lehernya kepada apa yang dia lihat. Jadi, artinya adalah orang yang paling banyak melihat adanya pahala. Berkata An Nadhr bin Syamiil: 

"Pada hari kiamat urat leher manusia terkekang   sehingga leher mereka menjadi panjang agar mereka tidak mendapatkan kesusahan dan tidak berkeringat”.
(Shahih Muslim, dengan tahqiq Syaikh Fuad Abdul Baqi, 1/290. Ihya’ut Turats Al ‘Arabi, Beirut)

2. Semua makhluk yang mendengar adzan akan menjadi saksi bagi muadzin pada hari kiamat

3. Akan diampuni dosanya sepanjang suaranya dan semua yang mendengarkan adzan di bumi akan mendoakan ampun baginya.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

"Bagi muadzin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan akan memohonkan ampun baginya semua benda yang basah dan kering, dan orang menghadiri shalat berjamaah akan dicatat baginya 25 kebaikan dan akan dihapus kesalahan di antara keduanya" (antara adzan dan shalatnya, pen). 
(HR. Ibnu Majah No. 724, Abu Daud No. 515, dengan lafazh: “dan akan menjadi saksi baginya semua benda yang basah dan kering …”, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 2794, dll)Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu As Sakkan. (Lihat At Talkhish Al Habir, 1/367), Syaikh Syu’aib Al Arnauth (Ta’liq Musnad Ahmad, 10/337), juga Syaikh Al Albani dalam berbagai kitabnya. (Shahih Abi Daud, Shahihul Jami’, Tsamar Al Mustathab, At Ta’liqaat Al Hisaan)

Apa maksud “dosanya akan diampuni sepanjang suaranya”? Berikut ini keterangannya:Berkata Al Khaththabi: pada kalimat ini ada makna yang lain, ini adalah ucapan tasybih dan tamtsil, maknanya adalah bahwa sepanjang tempat yang dicapai oleh suaranya sampai akhir, yang seandainya dosa-dosa dia sepenuh  antara ujung terjauh dari suaranya sampai tempat dia berdiri, maka Allah akan mengampuni semuanya. (Ittihaf Al Khairah, 1/475)

4. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendoakan Imam Shalat dan para muadzin.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, berkata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

"Imam adalah penanggung jawab, muadzin adalah pembawa amanat, Ya Allah berikanlah bimbingan kepada para imam, dan ampunilah dosa para muadzin". 
(HR. At Tirmidzi No. 207, Abu Daud No. 517, Ahmad No. 7169, Abu Daud Ath Thayalisi No. 2526, Abu Ya’la No 4562, dll)Hadits ini dishahihkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah, Syaikh Salim Husein Asad, Syaikh Syuaib Al Arnauth, Syaikh Al Albani, Syaikh Muhammad Mushthafa Al A’zhami, dan lainnya, dan dihasankan oleh Imam Zainuddin Al ‘Iraqi dalam Takhrijul Ihya.

Maka, kebahagiaan besar bagi para muadzin, Anda didoakan ampunan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

5. Surga bagi para muadzinBergembiralah para muadzin dengan berita ini.  

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

"Barang siapa adzan selama dua belas tahun maka wajib baginya mendapatkan surga, dan  dengan adzannya itu dicatat baginya setiap hari enam puluh kebaikan, dan setiap iqamah yang dia lakukan dia mendapatkan tiga puluh kebaikan". 
(HR. Ibnu Majah No. 728, Al Bazzar No. 5933, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 2795, Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al  Awsath No. 8733, Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah No. 418)Hadits ini dishahihkan oleh Imam Al Bushiri. (Mishbah Az Zujaajah, 1/92), Imam Ali Al Qari. (Mirqah Al Mafaatih, 2/572), Syaikh Al Albani. (Ash Shahihah No 42, Al Misykah No. 678).

Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata kepada seorang laki-laki:

"Aku perhatikan kamu ini orang yang suka menggembala dan berkelana, maka jika kamu sedang menggembala kambingmu atau sedang berkelana maka adzanlah kamu dengan adzan seperti adzan shalat, tinggikan suaramu dengan adzan karena sesungguhnya semua yang mendengarkan adzan, baik dari golongan jin dan manusia dan apa pun saja, mereka akan menjadi saksi bagi si muadzin ada hari kiamat nanti". Abu Sa’id berkata: "Aku mendengar hal ini dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam". 
(HR. Al Bukhari No. 609)

Keutamaan Lain Adzan

Salah satu tanda sempurnanya syari’at Islam ini adalah memberi dorongan kepada ummatnya untuk melaksanakan ibadah dengan menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Begitu pula adzan, banyak riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan tentang keutamaan adzan dan orang yang menyerukan adzan (muadzin).

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

”Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan. Bila muadzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqamat ia berlalu lagi …” 
(HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 1267)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi untuk mendapatkannya…” 
(HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)

Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” 
(HR. Bukhari no. 609)

Ibnu ’Umar radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan setiap yang basah atau pun yang kering yang mendengar adzannya akan memintakan ampun untuknya.” 
(HR. Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits ini shahih)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para imam dan muadzin,

”Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam dan ampunilah para muadzin.” 
(HR. Abu Dawud no. 517 dan At-Tirmidzi no. 207, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 217)

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah orang yang diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para imam dan memaafkan paramuadzin.” 
(HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no.1669, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 239) (lihat Shahih Fiqih Sunnah, Bab Adzan)

Demikianlah keutamaan-keutamaan yang terdapat pada adzan dan muadzin. Semoga kita termasuk dari golongan orang-orang yang ketika mendengar sebuah hadits, segera mengamalkannya. Wallahu a’lam.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar