Allah Azza Wajalla berfirman:
Bersholawat ternyata bukan sekadar bentuk beribadah yang di perintahkah Allah saja, akan tetapi ia sebagai bentuk dari implementasi tauhid. Implementasi ini adalah konsekuensi cinta kita kepada Rosulullallah Shallallahu Wa "alaihi Wasallam ( Tidak hanya sekadar aku bersaksi Muhammad utusan Allah saja).
Abdurrahman bin Abi Lailah, ia berkata:
" Saya berjumpa dengan Ka'ab bin "Ujrah, lalu ia berkata: " Maukah aku hadiahkan kepadamu satu hadiah yang aku pernah mendengarnya dari Nabi Shallallahu Wa "alaihi Wasallam?"
Jawabku:
" Boleh Hadiahkanlah ia kepadaku!'
Ia berkata:
"Kami (para sahabat) pernah bertanya kepada Rosulullah:
' Bagaimana cara bershalawat kepadamu wahai ahlul bait, karena sesungguhnya Allah telah mengajarkan kepada kami bagaimana caranya memberi salam kepadamu, maka bagaimanakah cara kami bershalawat kepadamu'
Beliau menjawab:
Ucapkanlah oleh kalian:
Makna Shalawat
Di dalam Bahasa Arab, lafaz صَلَوَات merupakan bentuk jamak dari صَلاَة yang mempunyai asal kata صَلىَّ - يُصَلىِّ yang berarti berdoa atau memohon. Dalam perkembangannya, penggunaan kata-kata tersebut semakin bermacam-macam sehingga artinya pun menjadi beraneka ragam, diantaranya ia menjadi nama salah satu bentuk ibadah umat Islam, yaitu shalat, karena shalat merupakan salah satu bentuk apresiasi-aplikatif penyembahan dan permohonan seorang hamba kepada Tuhannya.
Selain itu, ia juga dapat berarti pujian, rahmat dan ampunan untuk Nabi Muhammad saw., tergantung siapa yang melakukannya. Perbuatan seperti ini, masyarakat Indonesia menamakannya shalawat. Tidak diketahui kapan dan siapa yang pertama kali menyebutnya demikian, sebab al-Quran menamai perbuatan untuk Nabi saw. tersebut dengan shalat, bukan dengan shalawat. Tetapi yang jelas, ini dapat memudahkan kita dalam membedakan pelaksanaan ibadah shalat dan pengucapan shalat (baca: shalawat) atas Rasulullah saw.
Ibn Mandzur menjelaskan di dalam bukunya Lisan al-‘Arab, shalawat atas nabi itu dapat berasal dari tiga macam, yaitu Allah, malaikat dan manusia—sebagaimana dikemukakan ayat 56 surat al-Ahzab. Shalawat yang berasal dari Allah artinya Dia memberikan rahmat serta kasih sayang-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Apabila para malaikat mengucapkan shalawat, artinya mereka memohonkan ampun untuk rasul kepada Allah. Sedangkan bila ia diucapkan oleh manusia, itu merupakan permohonan manusia kepada Allah agar mencurahkan karunia rahmat-Nya kepada Rasulullah beserta alam seisinya.
Tata Cara Bershalawat Atas Nabi Muhammad saw
Al-Quran surat al-Ahzab ayat 56 memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar senantiasa bershalawat atas Nabi Muhammad saw. Akan tetapi pengucapan shalawat itu harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah diajarkan Allah dan nabi-Nya, sebab ia merupakan bentuk doa sekaligus penghormatan kepada Rasulullah saw.
a) Larangan Membaca Shalawat al-Batra’
Rasulullah saw. bersabda di dalam salah satu hadisnya :
“Janganlah kalian bershalawat untukku dengan shalawat al-batra’ (terputus/tanggung)”. Para sahabat bertanya, “Apakah shalawat al-batra’ itu?” Nabi saw. menjawab, “Yaitu kalian mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad (ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad) lalu kalian diam, tetapi ucapkanlah allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad (ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad)”. (Al-Hadis).
Hadis ini mengajarkan agar manusia jangan menjadi orang yang pelit serta tanggung dalam bershalawat, yakni hanya cukup mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad, akan tetapi harus lengkap membawa keluarga Nabi saw., yaitu dengan mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad. Ini dikarenakan bahwa nabi adalah bagian dari keluarga, begitu pula keluarganya merupakan bagian dari diri nabi. Sebagaimana Rasulullah menjelaskan :
Rasulullah saw. berdoa,
“Ya Allah, sesungguhnya mereka (keluarga nabi) adalah bagian dari diriku dan diriku juga bagian dari mereka, maka jadikanlah keberkahan, rahmat, ampunan serta keridhaan-Mu untukku dan mereka (keluargaku)”. (Al-Hadis).
Berdasarkan hadis di atas, para ulama menetapkan bahwa sedikit-dikitnya bacaan shalawat adalah :
b) Bilangan Bacaan Shalawat
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Tirmizi, bahwasanya pernah suatu ketika seseorang datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata :
“Sesungguhnya aku mampu membaca banyak shalawat bagimu, maka berapa lamakah aku dapat membaca shalawatku untukmu?”
Nabi saw. menjawab,
“Terserah kamu”.
Ia berkata,
“Apakah seperempat hari?”
Beliau menjawab,
“Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”.
Ia berkata,
“Apakah setengah hari?”
Beliau menjawab,
“Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”.
Ia berkata,
“Apakah dua pertiga hari?”
Beliau menjawab,
“Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”.
Ia berkata,
“Aku akan membaca shalawatku bagimu sepanjang hari”.
Nabi berkata,
“Kalau itu mencukupi bagimu maka bertekadlah melaksanakannya dan semoga Allah mengampuni dosa-dosamu”.
(HR. Ahmad, al-Tirmizi dan selainnya).
Hadis ini menjelaskan kepada kita bahwa tidak ada batasan seorang mukmin membaca shalawat untuk nabinya, bahkan semakin banyak dan sering ia bershalawat maka akan semakin banyak pula kebaikan yang didapat. Tidak ada yang dapat membalas itu semua kecuali Allah swt. dengan menganugerahkan berbagai kebaikan dan ampunan sepanjang hidup orang yang mau selalu membaca shalawat untuk utusan Allah yang mulia.
c) Berbagai Macam Jenis Shalawat
Rasulullah saw. sepanjang hidupnya selalu mendoakan umatnya agar selalu mendapat hidayah, rahmat dan ampunan dari Allah. Maka sudah sepantasnya bila Allah memerintahkan kepada umatnya yang beriman agar senantiasa mendoakan beliau supaya selalu mendapat rahmat Allah sehingga tampaklah kemuliannya di seluruh alam semesta ini. Allah swt. berfirman di dalam al-Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56).
Berikut ini adalah beberapa jenis shalawat yang diajarkan Rasulullah—selain yang telah dikemukakan di atas—yang harus selalu diamalkan oleh seluruh umatnya yang beriman.
Pertama, Diriwayatkan dari Imam al-Bukhari di dalam shahih-nya melalui jalur sanad Ka’ab bin ‘Ujrah, ia berkata :
“Katanya Rasulullah ditanya, “Wahai Rasulullah, adapun mengucapkan salam kepadamu kami telah tahu, maka bagaimana cara mengucapkan shalawat?”
Nabi menjawab,
“Ucapkanlah :
(Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.)”. (HR. al-Bukhari).
Kedua, Imam Abu Daud meriwayatkan suatu hadis :
Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa yang suka dibayar (mendapat) pahala yang banyak (sempurna) ketika ia bershalawat untuk kami, ahlul bait, maka ucapkanlah :
(Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad, istri-istrinya ibunya kaum mukminin, keturunannya, dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”. (HR. Abu Daud).
Keutamaan Bershalawat Atas Nabi Muhammad saw.
Allah swt. mengajak hamba-hamba-Nya untuk bershalawat atas Nabi Muhammad saw. tentu bukan tanpa manfaat dan hikmah, khususnya bagi mereka yang membacanya. Diantara beberapa keutamaan bershalawat adalah :
Mendapat syafa‘at al-‘uzma Nabi Muhammad saw. di hari kiamat nanti pada saat kebangkitan di saat seluruh umat manusia berusaha mencari pertolongan demi keselamatan diri mereka. Hal ini sebagaimana dikemukakan Rasulullah saw. di dalam hadisnya :
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda,
“Apabila kalian mendengar muadzdzin sedang adzan maka jawablah seperti apa yang ia katakan kemudian bershalawatlah atasku karena sesungguhnya orang yang bershalawat atasku sekali maka Allah akan bershalawat (merahmati) untuknya sepuluh kali lipat. Lalu memohonlah kepada Allah suatu perantara untukku karena sesungguhnya derajat di surga tidak akan diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Dan aku berharap supaya aku menjadi hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memohon kepada Allah bagiku suatu perantara maka ia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat”. (HR. Muslim).
Mendapatkan pahala kebaikan berlipat ganda sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas.
Dimudahkan oleh Allah segala urusannya, baik di dunia dan akhirat.
Al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 56 memberitakan keagungan dan kemuliaan Nabi Muhammad saw. di antara seluruh makhluk yang ada di ‘arsy, langit, bumi dan alam semesta. Begitu agungnya sehingga Allah yang menciptakannya beserta para malaikat memujinya dan selalu bershalawat untuknya. Oleh karena itu, bila Allah saja membaca shalawat maka manusia, terutama orang-orang yang beriman harus ikut memuji dan bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Membaca shalawat, selain bernilai ibadah, juga termasuk salah satu cara menghormati dan memuliakan nabi. Namun, membaca shalawat saja tidaklah cukup dan justru tidak akan mendapatkan syafaat beliau jika tidak dibarengi menjadikannya teladan dalam kehidupan, mematuhi segala perintah dan ajarannya, serta meninggalkan segala larangan dan perkara yang dibencinya. Apabila hal itu tidak dilaksanakan, maka bukan syafaat dan surga yang didapat, akan tetapi neraka dan murka Allah sebab ini termasuk perbuatan yang menyakiti Allah dan rasul-Nya. Di dalam al-Qur’an dijelaskan :
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Ny,. Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat serta menyediakan baginya siksa yang menghinakan. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. (QS. al-Ahzab: 57 – 58).
Lafaz Shalawat
Shalawat yang sunnah masih ada 7 lafaz lagi yang berasal dari Rosullallah, dalam kitab sifat shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu wa 'Alaihi Wa sallam karya Ustad Abdul Hakim bin Amir Abdat. Juga baca Sifat Shalat Nabi Karya Syaikh Al-Bany. Sebaiknya kaum muslim membacanya agar lafaznya pas.
Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil-dalil yang shahih adalah:
"Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad) .
[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].
Kemudian terdapat riwayat-riwayat yang Shahih dalam delapan riwayat, yaitu:
1. Dari jalan Ka'ab bin 'Ujrah
"Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid".
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16, Abu Dawud no. 976, 977, 978, At Tirmidzi 1/301-302, An Nasa-i dalam "Sunan" 3/47-58 dan "Amalul Yaum wal Lailah" no 54, Ibnu Majah no. 904, Ahmad 4/243-244, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 900, 1948, 1955, Al Baihaqi dalam "Sunanul Kubra" 2/148 dan yang lainnya]
2. Dari jalan Abu Humaid As Saa'diy
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah,berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada isteri-isteri beliau dan keturunannya,sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan isteri-isteri beliau dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim,Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17, Abu Dawud no. 979, An Nasa-i dalam "Sunan" nya 3/49, Ibnu Majah no. 905, Ahmad dalam "Musnad" nya 5/424, Baihaqi dalam "Sunanul Kubra" 2/150-151, Imam Malik dalam "Al Muwaththo' 1/179 dan yang lainnya].
3. Dari jalan Abi Mas'ud Al Anshariy
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim ,wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim atas sekalian alam, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR Muslim 2/16, Abu Dawud no. 980, At Tirmidzi 5/37-38, An Nasa-i dalam "Sunan" nya 3/45, Ahmad 4/118, 5/273-274, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 1949, 1956, Baihaqi dalam "SUnanul Kubra" 2/146,dan Imam Malik dalam "AL Muwaththo' (1/179-180 Tanwirul Hawalik Syarah Muwaththo'"]
4. Dari jalan Abi Mas'ud, 'Uqbah bin 'Amr Al Anshariy (jalan kedua)
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Abu Dawud no. 981, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no. 94, Ahmad dalam "Musnad" nya 4/119, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 1950, Baihaqi dalam "Sunan" nya no 2/146-147, Ibnu Khuzaimah dalam "Shahih" nya no711, Daruquthni dalam "Sunan" nya no 1/354-355, Al Hakim dalam "Al Mustadrak" 1/268, dan Ath Thabrany dalam "Mu'jam Al Kabir" 17/251-252]
5. Dari jalan Abi Sa'id Al Khudriy
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rosuulika kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad hambaMu dan RasulMu, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim"
[SHAHIH, HR Bukhari 6/27, 7/157, An Nasa-i 3/49, Ibnu Majah no. 903, Baihaqi 2/147, dan Ath Thahawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/73]
6. Dari jalan seorang laki-laki sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid , wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah memberkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Ahmad 5/347, Ini adalah lafazhnya, Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/74], dishahihkan oleh Al Albani dalam "Sifaat sahalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam", hal 178-179].
7. Dari jalan Abu Hurairah
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shollaita wa baarokta ‘alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad,sebagaimana Engkau telah bershalawat dan memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/75, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no 47 dari jalan Dawud bin Qais dari Nu'aim bin Abdullah al Mujmir dari Abu Hurairah , Ibnul Qayyim dalam "Jalaa'ul Afhaam Fish Shalati Was Salaami 'alaa Khairil Anaam (hal 13) berkata, "Isnad Hadist ini shahih atas syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim), dan dishahihkan oleh Al Albani dalam "Sifaat sahalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam", hal 181 ]
8. Dari jalan Thalhah bin 'Ubaidullah
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim,sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia".
[SHAHIH, HR. Ahmad 1/162, An Nasa-i dalam "Sunan: nya 3/48 dan "Amalul Yaum wal Lailah" no 48, Abu Nu’aim dalam "Al Hilyah" 4/373,semuanya dari jalan 'Utsman bin Mauhab dari Musa bin Thalhah, dari bapaknya (Thalhah bin 'Ubaidullah), dishahihkan oleh Al Albani].
Tempat dan Waktu bershalawat:
1. Di dalam shalat waktu tasyahud awal maupun akhir ( HR>Abu Dawud, at-tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Hibban, Ahmad dan lainnya, telah di Shahihkan o/ A-Tirmidzi, Ibnu Hibban,. al-Hakim , adz-Dzahabi dan lainnya.
2. Dalam shalat jenazah sesudah takbir yang kedua.
HR.al-Hakim, al-Baihaqy dan di Shahihkan oleh Al_Bany,
3. Setiap kali di sebut nama Nabi.
HR.Tirmidzi dan lainnya, telah di shahihkan oleh Tirmidzi, Ibnu Hibban , Ahmad Syakir dan lainnya,
4. Sesudah mendengar Azan,
HR.Muslim, Au Dawud, dan lainnya,
5. Ketika masuk dan keluar Masjid.
HR.Muslim, Abu Dawud, Ahmad dan lainnya,
6. Setiap duduk di Majelis Ilmu, HR.Ahmad , Ibnu Hibban di sahihkan oleh Albany
7. Pada waktu Sebelum Berdoa,
Baca silsilah Shahihah no.2035 Syaikhg al-Bany,
8. Pada Waktu malam jumat/ Hari Jumat.
HR. al-Baihaqi 3/249,. di nilai hasan oleh Al-Bany.
Keutamaan Membaca Shalawat
1. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”
(HR an-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, juga oleh Ibnu hajar dalam “Fathul Baari” (11/167) dan al-Albani dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643).
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anjuran memperbanyak shalawat tersebut, karena ini merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipatganda dari Allah Ta’ala.
2. "Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).
3. "Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa'atku pada hari qiamat." (HR. Al-Thabrânî)
4. "Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).
5. "Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).
6. Al-Ghazali didalam kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya dengan ucapan salam untuk beliau."
7. Diriwayatkan dari Abû Al-Hasan, katanya: "Aku pernah berjumpa dengan Nabi Saw. dalam mimpi, lalu kukatakan kepada beliau: 'Ya Rasulullah, apa kiranya ganjaran bagi Al-Syâfi'i, ketika ia bershalawat untukmu dalam kitabnya: Al-Risâlah dengan ungkapan: 'Semoga Allah bershalawat atas Muhammad setiap kali ia disebut oleh para penyebut, dan setiap kali sebutan tentangnya dilalaikan oleh para pelalai?' Maka Nabi Saw. menjawab: 'Karena ucapannya itu, ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).'"
9. Dalam kitab (Ihya) Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipatganda-nya pahala shalawat atas Nabi Saw. adalah karena shalawat itu bukan hanya mengandung satu kebaikan saja, melainkan mengandung banyak kebaikan, sebab di dalamnya ter-cakup :
Wallahu a'lam bisshowab..Semoga bermanfaat
SUMBER REFERENSI :
Ahmad bin ‘Abdul Halim bin Taimiyyah al-Harani, Kutub wa Rasail wa Fatawa Ibn Taimiyyah fi al-‘Aqidah, Juz 1, (Maktabah Ibnu Taymiyyah, tth.).
Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Hajar al-Haitami, al-Shawa‘iq al-Muharriqah, (Beirut, Muassisah al-Risalah, 1997).
Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid 7 dan 8, (Dar al-Fikr, 1973).
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Jayamurni, 1970).
Hasan Mughni, Syair-Syair dan Nadoman (Basa Sunda) Ngamuat Pelajaran Agama, (Kuningan, tth.).
Husin al-Habsyi, Kamu al-Kautsar, (Surabaya: PP. Assegaff dan PP. Alawy, 1977).
Rus’an, Lintasan Sejarah Islam di Zaman Rasulullah saw., (Semarang: Wicaksana, 1981).
"Sesungguhnya Allah dan Para Malaikat-MalaikatNya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya dan ucapkanlah salam kepadanya dengan sungguh-sungguh." (Al-Ahzab:56)
Bersholawat ternyata bukan sekadar bentuk beribadah yang di perintahkah Allah saja, akan tetapi ia sebagai bentuk dari implementasi tauhid. Implementasi ini adalah konsekuensi cinta kita kepada Rosulullallah Shallallahu Wa "alaihi Wasallam ( Tidak hanya sekadar aku bersaksi Muhammad utusan Allah saja).
Abdurrahman bin Abi Lailah, ia berkata:
" Saya berjumpa dengan Ka'ab bin "Ujrah, lalu ia berkata: " Maukah aku hadiahkan kepadamu satu hadiah yang aku pernah mendengarnya dari Nabi Shallallahu Wa "alaihi Wasallam?"
Jawabku:
" Boleh Hadiahkanlah ia kepadaku!'
Ia berkata:
"Kami (para sahabat) pernah bertanya kepada Rosulullah:
' Bagaimana cara bershalawat kepadamu wahai ahlul bait, karena sesungguhnya Allah telah mengajarkan kepada kami bagaimana caranya memberi salam kepadamu, maka bagaimanakah cara kami bershalawat kepadamu'
Beliau menjawab:
Ucapkanlah oleh kalian:
"ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD KAMA SHOLLAITA 'ALA IBROHIM WA 'ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDUN MAJID. ALLAHUMMA BAARIK 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD KAMA BAARAKTA 'ALA IBROHIM WA' ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDUN MAJID'. (HR.Al-BUKHORI 3/118, Muslim 2/16 dan lainnya)
Makna Shalawat
Di dalam Bahasa Arab, lafaz صَلَوَات merupakan bentuk jamak dari صَلاَة yang mempunyai asal kata صَلىَّ - يُصَلىِّ yang berarti berdoa atau memohon. Dalam perkembangannya, penggunaan kata-kata tersebut semakin bermacam-macam sehingga artinya pun menjadi beraneka ragam, diantaranya ia menjadi nama salah satu bentuk ibadah umat Islam, yaitu shalat, karena shalat merupakan salah satu bentuk apresiasi-aplikatif penyembahan dan permohonan seorang hamba kepada Tuhannya.
Selain itu, ia juga dapat berarti pujian, rahmat dan ampunan untuk Nabi Muhammad saw., tergantung siapa yang melakukannya. Perbuatan seperti ini, masyarakat Indonesia menamakannya shalawat. Tidak diketahui kapan dan siapa yang pertama kali menyebutnya demikian, sebab al-Quran menamai perbuatan untuk Nabi saw. tersebut dengan shalat, bukan dengan shalawat. Tetapi yang jelas, ini dapat memudahkan kita dalam membedakan pelaksanaan ibadah shalat dan pengucapan shalat (baca: shalawat) atas Rasulullah saw.
Ibn Mandzur menjelaskan di dalam bukunya Lisan al-‘Arab, shalawat atas nabi itu dapat berasal dari tiga macam, yaitu Allah, malaikat dan manusia—sebagaimana dikemukakan ayat 56 surat al-Ahzab. Shalawat yang berasal dari Allah artinya Dia memberikan rahmat serta kasih sayang-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Apabila para malaikat mengucapkan shalawat, artinya mereka memohonkan ampun untuk rasul kepada Allah. Sedangkan bila ia diucapkan oleh manusia, itu merupakan permohonan manusia kepada Allah agar mencurahkan karunia rahmat-Nya kepada Rasulullah beserta alam seisinya.
Tata Cara Bershalawat Atas Nabi Muhammad saw
Al-Quran surat al-Ahzab ayat 56 memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar senantiasa bershalawat atas Nabi Muhammad saw. Akan tetapi pengucapan shalawat itu harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah diajarkan Allah dan nabi-Nya, sebab ia merupakan bentuk doa sekaligus penghormatan kepada Rasulullah saw.
a) Larangan Membaca Shalawat al-Batra’
Rasulullah saw. bersabda di dalam salah satu hadisnya :
لاَ تَصِلُوْا عَلَيَّ الصَّلاَةَ اْلبَتْرَاءَ فَقَالُوْا وَمَا الصَّلاَةُ اْلبَتْرَاءُ قَالَ تَقُوْلُوْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَتَمْسُكُوْنَ بَلْ قُوْلُوْا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ — الحديث
“Janganlah kalian bershalawat untukku dengan shalawat al-batra’ (terputus/tanggung)”. Para sahabat bertanya, “Apakah shalawat al-batra’ itu?” Nabi saw. menjawab, “Yaitu kalian mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad (ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad) lalu kalian diam, tetapi ucapkanlah allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad (ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad)”. (Al-Hadis).
Hadis ini mengajarkan agar manusia jangan menjadi orang yang pelit serta tanggung dalam bershalawat, yakni hanya cukup mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad, akan tetapi harus lengkap membawa keluarga Nabi saw., yaitu dengan mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad. Ini dikarenakan bahwa nabi adalah bagian dari keluarga, begitu pula keluarganya merupakan bagian dari diri nabi. Sebagaimana Rasulullah menjelaskan :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ إِنَّهُمْ مِنيِّ وَأناَ مِنْهُمْ فَاجْعَلْ صَلاَتَكَ وَرَحْمَتَكَ وَمَغْفِرَتَكَ وَرِضْوَانَكَ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ — الحديث
Rasulullah saw. berdoa,
“Ya Allah, sesungguhnya mereka (keluarga nabi) adalah bagian dari diriku dan diriku juga bagian dari mereka, maka jadikanlah keberkahan, rahmat, ampunan serta keridhaan-Mu untukku dan mereka (keluargaku)”. (Al-Hadis).
Berdasarkan hadis di atas, para ulama menetapkan bahwa sedikit-dikitnya bacaan shalawat adalah :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
b) Bilangan Bacaan Shalawat
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Tirmizi, bahwasanya pernah suatu ketika seseorang datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata :
إِنِّى أكْـثَرُ الصَّلاةِ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلاَتِى قَالَ مَا شِئْتَ قَالَ الرُّبْعُ قَالَ مَا شِئْتَ وَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ النِّصْفُ قَالَ مَا شِئْتَ وَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ الثُّلـُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ وَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ أجْعَلُ لَكَ صَلاَتِى كُـلُّهَا قَالَ إِذَا تَكْفِى هَمُّكَ وَيَغْفِرُ لَكَ ذَنْـُبكَ — رواه أحمد والترمذى وغيرهما
“Sesungguhnya aku mampu membaca banyak shalawat bagimu, maka berapa lamakah aku dapat membaca shalawatku untukmu?”
Nabi saw. menjawab,
“Terserah kamu”.
Ia berkata,
“Apakah seperempat hari?”
Beliau menjawab,
“Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”.
Ia berkata,
“Apakah setengah hari?”
Beliau menjawab,
“Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”.
Ia berkata,
“Apakah dua pertiga hari?”
Beliau menjawab,
“Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”.
Ia berkata,
“Aku akan membaca shalawatku bagimu sepanjang hari”.
Nabi berkata,
“Kalau itu mencukupi bagimu maka bertekadlah melaksanakannya dan semoga Allah mengampuni dosa-dosamu”.
(HR. Ahmad, al-Tirmizi dan selainnya).
Hadis ini menjelaskan kepada kita bahwa tidak ada batasan seorang mukmin membaca shalawat untuk nabinya, bahkan semakin banyak dan sering ia bershalawat maka akan semakin banyak pula kebaikan yang didapat. Tidak ada yang dapat membalas itu semua kecuali Allah swt. dengan menganugerahkan berbagai kebaikan dan ampunan sepanjang hidup orang yang mau selalu membaca shalawat untuk utusan Allah yang mulia.
c) Berbagai Macam Jenis Shalawat
Rasulullah saw. sepanjang hidupnya selalu mendoakan umatnya agar selalu mendapat hidayah, rahmat dan ampunan dari Allah. Maka sudah sepantasnya bila Allah memerintahkan kepada umatnya yang beriman agar senantiasa mendoakan beliau supaya selalu mendapat rahmat Allah sehingga tampaklah kemuliannya di seluruh alam semesta ini. Allah swt. berfirman di dalam al-Qur’an :
يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
“Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56).
Berikut ini adalah beberapa jenis shalawat yang diajarkan Rasulullah—selain yang telah dikemukakan di atas—yang harus selalu diamalkan oleh seluruh umatnya yang beriman.
Pertama, Diriwayatkan dari Imam al-Bukhari di dalam shahih-nya melalui jalur sanad Ka’ab bin ‘Ujrah, ia berkata :
قِيْلَ ياَ رَسُوْلَ اللهِ اَماَّ السَّلاَمُ عَلَيْكَ فَقَدْ عَرَفْناَ فَكَيْفَ الصَّلاَةُ قَالَ قُوْلُوْا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ — رواه البخاري
“Katanya Rasulullah ditanya, “Wahai Rasulullah, adapun mengucapkan salam kepadamu kami telah tahu, maka bagaimana cara mengucapkan shalawat?”
Nabi menjawab,
“Ucapkanlah :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.)”. (HR. al-Bukhari).
Kedua, Imam Abu Daud meriwayatkan suatu hadis :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَرَّهُ أنْ يُكْتاَلَ بِالْمِكْياَلِ اْلأَوْفىَ إِذاَ صَلىَّ عَلَيْناَ أهْلَ اْلبَيْتِ فَلْيَقُلْ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ وَأزْوَاجِهِ اُمَّهَاتِ اْلـمُؤْمِنِيْنَ وَذُرِّيَتِهِ وَأهْلِ بَيْتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ — رواه أبو داود
Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa yang suka dibayar (mendapat) pahala yang banyak (sempurna) ketika ia bershalawat untuk kami, ahlul bait, maka ucapkanlah :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ وَأزْوَاجِهِ اُمَّهَاتِ اْلـمُؤْمِنِيْنَ وَذُرِّيَتِهِ وَأهْلِ بَيْتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad, istri-istrinya ibunya kaum mukminin, keturunannya, dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”. (HR. Abu Daud).
Keutamaan Bershalawat Atas Nabi Muhammad saw.
Allah swt. mengajak hamba-hamba-Nya untuk bershalawat atas Nabi Muhammad saw. tentu bukan tanpa manfaat dan hikmah, khususnya bagi mereka yang membacanya. Diantara beberapa keutamaan bershalawat adalah :
Mendapat syafa‘at al-‘uzma Nabi Muhammad saw. di hari kiamat nanti pada saat kebangkitan di saat seluruh umat manusia berusaha mencari pertolongan demi keselamatan diri mereka. Hal ini sebagaimana dikemukakan Rasulullah saw. di dalam hadisnya :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ إِذَا سَمِعْـتُمُ اْلـمُؤَذِّنَ فَقُلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلىَّ عَلَيَّ مَرَّةً صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ عَشْرًا ثُمَّ سِلُوا الله َ لِيَ اْلوَسِيْلَةَ فَإِنَّهَا دَرَجَةٌ فِى اْلجَـنَّةِ لاَ تَنْـَبغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ وَاَرْجُوْ اَنْ اَكُوْنَ اَناَ ذَلِكَ اْلعَبْدُ فَمَنْ سَاَلَ الله َ لِيَ الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ — رواه مسلم
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda,
“Apabila kalian mendengar muadzdzin sedang adzan maka jawablah seperti apa yang ia katakan kemudian bershalawatlah atasku karena sesungguhnya orang yang bershalawat atasku sekali maka Allah akan bershalawat (merahmati) untuknya sepuluh kali lipat. Lalu memohonlah kepada Allah suatu perantara untukku karena sesungguhnya derajat di surga tidak akan diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Dan aku berharap supaya aku menjadi hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memohon kepada Allah bagiku suatu perantara maka ia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat”. (HR. Muslim).
Mendapatkan pahala kebaikan berlipat ganda sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas.
Dimudahkan oleh Allah segala urusannya, baik di dunia dan akhirat.
Al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 56 memberitakan keagungan dan kemuliaan Nabi Muhammad saw. di antara seluruh makhluk yang ada di ‘arsy, langit, bumi dan alam semesta. Begitu agungnya sehingga Allah yang menciptakannya beserta para malaikat memujinya dan selalu bershalawat untuknya. Oleh karena itu, bila Allah saja membaca shalawat maka manusia, terutama orang-orang yang beriman harus ikut memuji dan bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Membaca shalawat, selain bernilai ibadah, juga termasuk salah satu cara menghormati dan memuliakan nabi. Namun, membaca shalawat saja tidaklah cukup dan justru tidak akan mendapatkan syafaat beliau jika tidak dibarengi menjadikannya teladan dalam kehidupan, mematuhi segala perintah dan ajarannya, serta meninggalkan segala larangan dan perkara yang dibencinya. Apabila hal itu tidak dilaksanakan, maka bukan syafaat dan surga yang didapat, akan tetapi neraka dan murka Allah sebab ini termasuk perbuatan yang menyakiti Allah dan rasul-Nya. Di dalam al-Qur’an dijelaskan :
إن الذين يؤذون الله ورسوله لعنهم الله في الدنيا والآخرة وأعد لهم عذابا مهينا . والذين يؤذون المؤمنين والمؤمنات بغير ما اكتسبوا فقد احتملوا بهتانا وإثما مبينا
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Ny,. Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat serta menyediakan baginya siksa yang menghinakan. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. (QS. al-Ahzab: 57 – 58).
Lafaz Shalawat
Shalawat yang sunnah masih ada 7 lafaz lagi yang berasal dari Rosullallah, dalam kitab sifat shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu wa 'Alaihi Wa sallam karya Ustad Abdul Hakim bin Amir Abdat. Juga baca Sifat Shalat Nabi Karya Syaikh Al-Bany. Sebaiknya kaum muslim membacanya agar lafaznya pas.
Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil-dalil yang shahih adalah:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma shollii wa sallim 'alaa nabiyyinaa Muhammad.
"Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad) .
[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].
Kemudian terdapat riwayat-riwayat yang Shahih dalam delapan riwayat, yaitu:
1. Dari jalan Ka'ab bin 'Ujrah
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد
"Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid".
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16, Abu Dawud no. 976, 977, 978, At Tirmidzi 1/301-302, An Nasa-i dalam "Sunan" 3/47-58 dan "Amalul Yaum wal Lailah" no 54, Ibnu Majah no. 904, Ahmad 4/243-244, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 900, 1948, 1955, Al Baihaqi dalam "Sunanul Kubra" 2/148 dan yang lainnya]
2. Dari jalan Abu Humaid As Saa'diy
اللهم صل على محمد وعلى أزواجه وذريته كما صليت على إبراهيم ، وبارك على محمد وعلى أزواجه وذريته كما باركت على إبراهيم ، إنك حميد مجيد
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah,berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada isteri-isteri beliau dan keturunannya,sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan isteri-isteri beliau dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim,Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17, Abu Dawud no. 979, An Nasa-i dalam "Sunan" nya 3/49, Ibnu Majah no. 905, Ahmad dalam "Musnad" nya 5/424, Baihaqi dalam "Sunanul Kubra" 2/150-151, Imam Malik dalam "Al Muwaththo' 1/179 dan yang lainnya].
3. Dari jalan Abi Mas'ud Al Anshariy
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على آل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim ,wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim atas sekalian alam, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR Muslim 2/16, Abu Dawud no. 980, At Tirmidzi 5/37-38, An Nasa-i dalam "Sunan" nya 3/45, Ahmad 4/118, 5/273-274, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 1949, 1956, Baihaqi dalam "SUnanul Kubra" 2/146,dan Imam Malik dalam "AL Muwaththo' (1/179-180 Tanwirul Hawalik Syarah Muwaththo'"]
4. Dari jalan Abi Mas'ud, 'Uqbah bin 'Amr Al Anshariy (jalan kedua)
للهم صل على محمد النبي الأمي وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم وبارك على محمد النبي الأمي وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Abu Dawud no. 981, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no. 94, Ahmad dalam "Musnad" nya 4/119, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 1950, Baihaqi dalam "Sunan" nya no 2/146-147, Ibnu Khuzaimah dalam "Shahih" nya no711, Daruquthni dalam "Sunan" nya no 1/354-355, Al Hakim dalam "Al Mustadrak" 1/268, dan Ath Thabrany dalam "Mu'jam Al Kabir" 17/251-252]
5. Dari jalan Abi Sa'id Al Khudriy
اللهم صل على محمد عبدك ورسولك كما صليت على آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rosuulika kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad hambaMu dan RasulMu, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim"
[SHAHIH, HR Bukhari 6/27, 7/157, An Nasa-i 3/49, Ibnu Majah no. 903, Baihaqi 2/147, dan Ath Thahawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/73]
6. Dari jalan seorang laki-laki sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
اللهم صل على محمد وعلى أهل بيته وعلى أزواجه وذريته كما صليت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد وبارك على محمد وعلى أهل بيته وعلى أزواجه وذريته كما باركت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid , wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah memberkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Ahmad 5/347, Ini adalah lafazhnya, Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/74], dishahihkan oleh Al Albani dalam "Sifaat sahalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam", hal 178-179].
7. Dari jalan Abu Hurairah
اللهم صل على محمد و على آل محمد وبارك على محمد و على آل محمد كما صليت وباركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shollaita wa baarokta ‘alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad,sebagaimana Engkau telah bershalawat dan memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/75, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no 47 dari jalan Dawud bin Qais dari Nu'aim bin Abdullah al Mujmir dari Abu Hurairah , Ibnul Qayyim dalam "Jalaa'ul Afhaam Fish Shalati Was Salaami 'alaa Khairil Anaam (hal 13) berkata, "Isnad Hadist ini shahih atas syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim), dan dishahihkan oleh Al Albani dalam "Sifaat sahalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam", hal 181 ]
8. Dari jalan Thalhah bin 'Ubaidullah
اللهم صل على محمد و على آل محمد كما صليت على إبراهيم و على آل إبراهيم إنك حميد مجيد وبارك على محمد و على آل محمد
كما باركت على إبراهيم و آل إبراهيم إنك حميد مجيد
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim,sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia".
[SHAHIH, HR. Ahmad 1/162, An Nasa-i dalam "Sunan: nya 3/48 dan "Amalul Yaum wal Lailah" no 48, Abu Nu’aim dalam "Al Hilyah" 4/373,semuanya dari jalan 'Utsman bin Mauhab dari Musa bin Thalhah, dari bapaknya (Thalhah bin 'Ubaidullah), dishahihkan oleh Al Albani].
Tempat dan Waktu bershalawat:
1. Di dalam shalat waktu tasyahud awal maupun akhir ( HR>Abu Dawud, at-tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Hibban, Ahmad dan lainnya, telah di Shahihkan o/ A-Tirmidzi, Ibnu Hibban,. al-Hakim , adz-Dzahabi dan lainnya.
2. Dalam shalat jenazah sesudah takbir yang kedua.
HR.al-Hakim, al-Baihaqy dan di Shahihkan oleh Al_Bany,
3. Setiap kali di sebut nama Nabi.
HR.Tirmidzi dan lainnya, telah di shahihkan oleh Tirmidzi, Ibnu Hibban , Ahmad Syakir dan lainnya,
4. Sesudah mendengar Azan,
HR.Muslim, Au Dawud, dan lainnya,
5. Ketika masuk dan keluar Masjid.
HR.Muslim, Abu Dawud, Ahmad dan lainnya,
6. Setiap duduk di Majelis Ilmu, HR.Ahmad , Ibnu Hibban di sahihkan oleh Albany
7. Pada waktu Sebelum Berdoa,
Baca silsilah Shahihah no.2035 Syaikhg al-Bany,
8. Pada Waktu malam jumat/ Hari Jumat.
HR. al-Baihaqi 3/249,. di nilai hasan oleh Al-Bany.
Keutamaan Membaca Shalawat
1. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”
(HR an-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, juga oleh Ibnu hajar dalam “Fathul Baari” (11/167) dan al-Albani dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643).
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anjuran memperbanyak shalawat tersebut, karena ini merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipatganda dari Allah Ta’ala.
2. "Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).
3. "Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa'atku pada hari qiamat." (HR. Al-Thabrânî)
4. "Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).
5. "Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).
6. Al-Ghazali didalam kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya dengan ucapan salam untuk beliau."
7. Diriwayatkan dari Abû Al-Hasan, katanya: "Aku pernah berjumpa dengan Nabi Saw. dalam mimpi, lalu kukatakan kepada beliau: 'Ya Rasulullah, apa kiranya ganjaran bagi Al-Syâfi'i, ketika ia bershalawat untukmu dalam kitabnya: Al-Risâlah dengan ungkapan: 'Semoga Allah bershalawat atas Muhammad setiap kali ia disebut oleh para penyebut, dan setiap kali sebutan tentangnya dilalaikan oleh para pelalai?' Maka Nabi Saw. menjawab: 'Karena ucapannya itu, ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).'"
9. Dalam kitab (Ihya) Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipatganda-nya pahala shalawat atas Nabi Saw. adalah karena shalawat itu bukan hanya mengandung satu kebaikan saja, melainkan mengandung banyak kebaikan, sebab di dalamnya ter-cakup :
- Pembaharuan iman kepada Allah.
- Pembaharuan iman kepada Rasul.
- Pengagungan terhadap Rasul.
- Dengan inayah Allah, memohon kemuliaan baginya.
- Pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan.
- Dzikrullah.
- Menyebut orang-orang yang shalih.
- Menampakkan kasih sayang kepada mereka.
- Bersungguh-sungguh dan tadharru' dalam berdoa.
- Pengakuan bahwa seluruh urusan itu berada dalam kekuasaan Allah
- Masih banyak keutamaan-keutamaan bagi orang-orang yang melakukan atau membaca shalawat atas Nabi. Namun penyusun hanya menukil beberapa hadis dan qawl (perkataan) ulama.
Wallahu a'lam bisshowab..Semoga bermanfaat
SUMBER REFERENSI :
Ahmad bin ‘Abdul Halim bin Taimiyyah al-Harani, Kutub wa Rasail wa Fatawa Ibn Taimiyyah fi al-‘Aqidah, Juz 1, (Maktabah Ibnu Taymiyyah, tth.).
Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Hajar al-Haitami, al-Shawa‘iq al-Muharriqah, (Beirut, Muassisah al-Risalah, 1997).
Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid 7 dan 8, (Dar al-Fikr, 1973).
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Jayamurni, 1970).
Hasan Mughni, Syair-Syair dan Nadoman (Basa Sunda) Ngamuat Pelajaran Agama, (Kuningan, tth.).
Husin al-Habsyi, Kamu al-Kautsar, (Surabaya: PP. Assegaff dan PP. Alawy, 1977).
Rus’an, Lintasan Sejarah Islam di Zaman Rasulullah saw., (Semarang: Wicaksana, 1981).
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar