Rabu, 05 Februari 2014

MAKNA TAWAKKAL


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم




Apabila telah tersingkap bagimu makna tawakkal dan engkau telah mengetahui keadaan yang disebut “Tawakkal”, maka ketahuilah bahwasanya keadaan itu mempunya tiga derajat dalam kuat dan lemahnya, yaitu :

1. Derajat yang pertama, apabila keadaannya pada hak Allah, percaya kepada tanggungan-Nya dan pertolongan-Nya itu seperti keadaannya dalam percaya kepada Wakil.


2. Derajat yang kedua, lebih kuat dari yang pertama; yaitu apabila keadaannya bersama Allah Ta’ala itu seperti keadaan anak kecil bersama ibunya. Karena anak kecil itu tidak mengenal kecuali kepada ibunya. Dia tidak berlindung kepada seseorang kecuali kepada ibunya. Dan dia tidak berpegangan kecuali kepada ibunya. Apabila dia melihat ibunya, niscaya ia bergantung pada setiap keadaan dengan ujung kainnya, dan tidak dilepaskannya. Dan apabila dia terkena sesuatu pada waktu ibunya tidak ada, niscaya pada awal yang mendahului pada lisannya adalah panggilan “Wahai Ibu”. Sesuatu yang pertama kali terguris pada hatinya adalah ibunya. 
Maka barang siapa yang urusannya kepada Allah Ta’ala Azza wa Jalla dan pandangannya kepada-Nya, pegangannya kepada-Nya, niscaya ia ditanggung oleh Allah Ta’ala sebagaimana anak kecil ditanggung oleh ibunya, maka orang itu adalah orang yang bertawakkal sejati. Karena anak kecil itu bertawakkal kepada ibunya.

3. Derajat yang ketiga, adalah derajat yang paling tinggi yaitu ia dihadapan Allah Ta’ala dalam gerak dan tenangnya seperti mayat ditangan orang yang memandikannya.

Maka dia itu orang yang membenarkan ucapan 

“LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAHI”
(Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah)

Sumber : Ihya Ulumiddin 8, Imam al Ghazali
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar