Sabtu, 07 Desember 2013

CAHAYA DI HARI KIAMAT


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Dihari kiamat ada 3 cahaya yang berlainan.

Cahaya pertama seperti bintang-bintang, 

Cahaya kedua seperti cahaya bulan, 

Cahaya ketiga seperti cahaya matahari.

Apabila ada yang bertanya cahaya apakah ini? Lalu dijawab.

“Cahaya yang pertama ialah cahaya wajah-wajah manusia yang ketika didunia, mereka akan meninggalkan pekerjaan dan terus bersuci dan mengambil air sembahyang apabila mendengar azan”.


“Cahaya Yang kedua adalah cahaya wajah mereka yang mengambil air sembahyang sebelum azan”.

“Cahaya yang ketiga ialah cahaya mereka seperti matahari. Mereka di dunia sudah bersiap sedia di dalam mesjid sebelum azan lagi”

TIGA PERKARA YANG MENJADI PERISAI API NERAKA

1. Sedekah

Rasulullah SAW bersabda, “Buatlah diantara kamu dan neraka tutup pemisah walaupun cuma dengan (bersedekah) dengan separuh butir kurma.”

2. Berzikir

Rasulullah saw bersabda, 

“Ambillah perisai kamu sekalian (yang bisa menjaga kamu) dari api neraka , ucapkanlah ‘Subhanallah (Maha Suci Allah), Walhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah), Walaailaahaillallaah (Tiada Tuhan Selain Allah), Wallaahuakbar (Allah Maha Besar)’, karena kalimat ini pada hari kiamat akan menjadi Mukaddimat (yang berjalan di depan kamu) Mu’aqqibat (yang berjalan dibelakang kamu) dan menjadi Mujannibat (yang menjauhkan kamu dari api neraka). Kalimat ini adalah Al- Baaqiyat Ash-Shalihat (hal-hal yang baik yang masih tersisa)" 
(HR An-Nasa’i dan Al-Haakim dari Abu Hurairah r.a)

3. Mempunyai anak perempuan dan mendidik nya dengan baik.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. 

“Tiada seorang dari umatku yang menanggung kehidupan tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan, lalu ia berbuat baik kepada mereka kecuali mereka akan menjadi tabir (pencegah) bagi dia dari api neraka" 
(HR Al Baihaqi dari Aisyah r.a).

Semoga 3 hal diatas bisa mengingatkan kita untuk lebih meningkatkan ketakwaan dan menjadi penyemangat dalam meningkatkan kualitas beribadah. 

Pesan Nabi untuk mencapai kebahagian hidup :

Suatu ketika ada sahabat Rosulullah SAW yang bernama Abu Dzar Alghifary bertanya kepada Rosulullah Saw tentang bagaimana mencapai kebahagiaan.

Lalu Rosulullah bersabda kepada Abu Dzar :

“Wahai sahabatku kalau kamu ingin mencapai kebahagiaan hidup maka kerjakan hal sebagai berikut:

“Perbaharui kapalmu karena samudera yang akan kau arungi sangat begitu dalam dan luas. Siapkan bekalmu karena perjalanan yang akan kau lalui sangat begitu jauh. Turunkan bebanmu karena bukit yang akan kau daki sangat begitu tinggi dan sulit untuk didaki. Ikhlaskan pekerjaanmu karena hakimnya nanti adalah Yang Maha Melihat.”

Dalam hadist ini, terkandung pesan nabi untuk menggapai kebahagiaan hidup yang hakiki, yakni sebagai berikut :

1. Perbaharui kapalmu karena samudera yang akan kau arungi sangat begitu dalam dan luas.

Langkah pertama untuk menggapai kebahagiaan hidup adalah senantiasa memperbaharui Kapal. Kapal di sini berarti IMAN. Dalam mengarungi hidup, kita diibaratkan nahkoda kapal yang sedang mengarungi samudera. Dalam perjalanannya selalu ada angin dan badai gelombang yang menerpa. Walaupun begitu, kapal harus tetap jalan. Agar selamat sampai tujuan, diperlukan kapal (IMAN) yang kuat dan tangguh.

Perbaruilah IMAN setiap saat. Sesungguhnya tantangan hidup akan selalu berubah setiap saat dan tempat. Tantangan hidup dahulu berbeda dengan tantangan hidup zaman sekarang dan masa mendatang. Begitu pula tantangan hidup di desa akan berbeda dengan tantangan hidup di perkotaan.

Jika memiliki IMAN yang kuat, niscaya terhindar dari berbagai rintangan hidup, terutama rongrongan pola pikir dan perilaku kaum Yahudi dan Nasrani. Nabi pernah memperingatkan, 

“Suatu saat umatku akan mengikuti kaum Yahudi dan Nasrani, bahkan ketika mereka masuk ke lubang biawak pun, umatku mengikutinya”.

2. Siapkan bekalmu karena perjalanan yang akan kau lalui sangat begitu jauh.

Langkah kedua untuk mencapai kebahagiaan hidup adalah mempersiapkan bekal yang banyak. Yang dimaksud bekal di sini bukanlah dunia atau material, melainkan amal kebajikan. Setiap saat hendaknya disibukkan dengan usaha memperbaharui kualitas ibadah, akhlaq, integritas diri, serta kontribusi/manfaat bagi orang lain. Sebaliknya, tidak menghabiskan waktu dan potensi untuk urusan dunia semata.

3. Turunkan bebanmu karena bukit yang akan kau daki sangat begitu tinggi dan sulit untuk didaki.

Langkah ketiga adalah turunkan beban, maksudnya jangan banyak melakukan dosa dan kesalahan. Setiap langkah haruslah diperhitungkan. Dan perhitungan yang paling utama adalah agama. Semakin tinggi pohon, semakin berat angin yang menerpa. Namun ia akan semakin kuat dan menjadi perlindungan. Begitu juga dengan kehidupan, semakin berusaha menjadi lebih baik, semakin berat juga tantangan dan rintangan. Tidak ada kemuliaan dan pangkat terhormat yang diraih dengan kemalasan. Ujung baik haruslah diawali dengan awal yang baik.

4. Ikhlaskan pekerjaanmu karena hakimnya nanti adalah Yang Maha Melihat.

Pesan terakhir adalah senantiasa menjaga keikhlasan dalam segala amal. Usahakan segala apa yang kita kerjakan baik itu ibadah maupun kerjaan di dunia niatnya semata mata mencari ridho Allah SWT. Hal ini disebabkan hakim di akhirat kelak adalah Allah SWT yang Maha Melihat.

Amiin…Wallahu a’lam bishawwab

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar